Marching Band Gerbang Dayaku



Semangat kebersamaan masih terasa kental, hangat ( bagi yang sedang berpacaraan sesama anggota..........wkwkwkwkw !!!). Sampai sekarangpun masih terasa (bagi sebagian anggota) yang masih sering ngumpul-ngumpul, jalan bareng ataupun sekedar begadang semalam suntuk hanya untuk bermain game on line di warnetnya vajink ( sayangnya gak bisa gratis.......... !!! ).

Sering mereka curhat atau sekedar menyampaikan rasa keingintahuannya kepada B_I ( mangsudnya Bang Itom, kayaknya anak-anak arwana yang pertama kali ‘nyingkat namanya Itom tuh ! ). Kenapa sampai grup marching band yang sudah pernah juara nasional di ajang DMC, yang telah mengharumkan nama kabupaten Kutai Kartanegara tiba-tiba keberadaannya seperti lenyap ditelan sungai Mahakam yang membelah kota Tenggarong ( leeebbaayyy..... wkwkwkwkwkwkwkwkwk !!! ).

“ B_I kapan eMBeGeDe ( gak pake CeO tentunya ) latihan lagi, kita pada kangen ingin latihan lagi neh !, kata salah seorang ( mantan ) anggota embegede beberapa waktu yang lalu ketika saya ke Tenggarong ”. Sedih rasanya mendengar pertanyaan-pertanyaan seperti di atas dan hampir semua ( mantan ) anggota jika pertama kali bertemu dengan saya hampir pasti selalu menanyakan hal-hal serupa ( kalau yang sudah sering sih gak bakalan nanya lagi sebab mereka tahu B_I juga gak tau jawabannya ..................he he he he he).

Usaha untuk menghidupkan, menggiatkan, mengembalikan atau apapun sebutannya telah dilakukan oleh sebagian anggota yang masih peduli dengan grup marching band ini, saya juga telah beberapa kali menemui para pejabat yang berpengaruh di pemerintahan kabupaten Kutai Kartanegara tapi sampai saat ini belum menunjukkan hasil yang berarti ( capeeee dwuuueeech……………….. ).

Saya ingat waktu pertama kali akan membentuk grup marching band ini, yang pertama kali saya lakukan setelah diminta bantuan oleh salah satu teman saya yang juga senior saya sewaktu masih aktif di Marching band Pupuk Kaltim ( sekarang marching band Bontang PKT ) adalah melakukan perekrutan pelatih. Kami undang beberapa asisten pelatih yang pernah dan masih aktif melatih di MB BPKT untuk kami rekrut menjadi pelatih marching band Gerbang Dayaku, walaupun tidak semua yang kami undang tertarik tapi akhirnya ada juga dari alumni MB BPKT yang tertarik untuk bergabung bersama tim bentukan saya pada waktu itu.

Selesai urusan calon pelatih maka berangkatlah kami berdua ke Tenggarong karena teman saya meminta saya untuk membuat proposal alat, kemudian budget gaji pelatih sampai proposal pembuat alat bantu dan perlengkapan lainnya lalu mempresentasikannya di hadapan wakil bupati Kutai Kartanegara yang pada waktu itu dijabat oleh bapak Samsuri Aspar.

Sebelum proposal saya presentasikan terlebih dahulu kami berdua meyakinkan “juragan” ( yang dapat job membentuk grup marching band, tentunya ! ) bahwa kami mampu dan siap untuk pekerjaan ini. Masalah pertama muncul ( tentunya ada masalah-masalah lainnya....... !!! ) sewaktu pengadaan ( baca : pembelian ) peralatan tidak sesuai dengan rencana awal sehingga kedatangan peralatan ini molor sampai sembilan bulan lebih ( seperti lamanya masa kehamilan ibu-ibu.................. ).

Untuk mengisi waktu yang lamanya sembilan bulan ini sepertinya hanya menjadi tanggung jawab saya sendiri ( sepertinya, loh.... !!! ) sebab hanya saya pelatih yang bersedia menetap di Tenggarong. Inilah masa-masa tersulit ( saya kira ) mengatasi kejenuhan para anggota yang rata-rata masih awam dengan kegiatan ini untuk tetap datang latihan sesuai jadual yang ada. Dari sekitar dua ratusan lebih anggota yang lulus dari seleksi awal ( lembar formulirnya masih saya simpan lengkap dengan foto-foto jadul mereka, wkwkwkwkwkw !!! ) hingga berkurang lebih dari separuhnya karena bosan menunggu peralatan yang sepertinya tidak bakalan datang.

Kalau ada orang yang jadi artis karena setiap minggu berbohong, mungkin sayalah orangnya sebab tika kali seminggu ( sesuai dengan jadual latihan pada waktu itu ) saya berbohong ketika ditanya mengenai kedatangan peralatan yang budgetnya tidak kurang dari 1M ini. Teori pembenaran (agar tidak terlalu merasa bersalah) saya pakai untuk berbohong agar para anggota tetap ada semangat untuk datang latihan sesuai jadual.

Terkadang sedih juga melihat anggota yang rumahnya jauh dari tempat latihan datang hanya untuk latihan pe be be dan mendengarkan “dongeng-dongeng penyemangat” dari para pelatih, termasuk saya. tapi konflik di tingkat pengurus ( sepertinya ) yang menyebabkan lambatnya proses kedatangan peralatan dari produsen terkenal tersebut.

Jika tidak sedang latihan saya mengajak para anggota ( walau yang datang hanya sebagian ) untuk sekedar ngobrol atau memberikan mereka privat-privat ringan terutama untuk anak-anak perkusi di “sekre” ( kata mereka........ ) atau ngumpul-ngumpul di turap ( te er pe be je te ge er, istilah ini pertama kali saya pakai saat ngobrol dengan si beruang madu.............. hihihihihihihi, piiiiiissssss !!! ). Saya juga mengajak beberapa orang anggota untuk tinggal di sekre dengan maksud menularkan ( kayak penyakit aja........... ) kepada mereka pengalaman saya ketika menjadi anggota sekaligus pengurus (dulu di Bontang pengurusnya marching bandnya rata-rata karyawan PT. Pupuk Kaltim ) pada MB BPKT selama lima tahun, agar nantinya yang mengelola unit marching band ini semuanya anak-anak Tenggarong walau tidak sepaham dengan pelatih yang lain ( tau kan siapa dia................., betul betul betul !!! ).

Itulah kehidupan terkadang maksud baik kita tidak dapat diterima oleh orang lain yang tentunya punya kepentingan lain pula terhadap apa yang sedang atau akan kita kerjakan.

Setahun lebih saya mendampingi anak-anak MBGD dalam proses latihan mereka, kegiatan-kegiatan untuk mengatasi kejenuhan telah saya lakukan seperti mengajak mereka nonton SOMC dan mengusulkan kepada “juragan” untuk membawa beberapa orang pengurus korps “bergabung” dengan tim helper MB BPKT ( waktu masih aktif di MB BPKT dulu saya dan mas Kosim serta beberapa orang karyawan PT. PKT yang diserahi tugas oleh Pak Qomaruzzaman untuk mengkoordinir tim helper ini, kebetulan pak Qomar adalah kepala bagian saya dulu di pabrik ).

Waktu akan menonton SOMC di Samarinda saya minta kepada teman saya ( Mas Rahmad....thanks yaa boss !!! ) yang kebetulan menjadi panitia pada waktu itu agar mau mengirimkan semacam undangan ditambah beberapa ID card peninjau ke unit MBGD, undangan itulah yang saya perlihatkan kepada “juragan” agar mau meminjamkan fasilitas kendaraan dan sedikit uang ”pengganjal perut” ( proses mintanya ke “juragan” asli pakai acara ‘ngotot dulu tuh ! ) kepada para anggota untuk berangkat ke Samarinda, itupun pake acara “gombal” dulu ke “juragan”. Padahal mana ada undangan resmi dari panitia SOMC, apa lagi ID card peninjau, itu Cuma ”akal-akalan saya saja ( bohongnya ketahuan deh.........!!! ).


[ ‘ntar b_i critakan lagi deh......... hal-hal yang bagi sebagian kalian ( anggota eMBeGeDe gak pake CeO ), belum tahu tentang suka duka ( banyak dukanya kaleee he he he he........!!! ) “perjuangan kami” dalam membentuk dan memelihara agar unit kalian tetap eksis, walau akhirnya bubar juga……………………siannya pang !!! ].

blogger-emoticon.blogspot.com
Category: 2 komentar

2 komentar:

Whinie mengatakan...

Menarik blognya ..... !!!!!

Unknown mengatakan...

Bank Itom masih inget Feny Hasta Yulita, dlu anggota MBGD pas sekret'a msh d jl. Belida 😂

Posting Komentar